Monday 2 November 2015

Cinta Dalam Diam


Kamu apa kabar?
Maaf aku tidak berani menyapamu bahkan menanyakan kabarmu secara langsung.
Aku sedang sibuk menjadi lebih baik.

Masih adakah aku?
Malam ini aku masih menangis.

Jangan pinta aku untuk berhenti menangis karenamu!
Kau masih menjadi bagian terpenting di hidupku.
Masih menjadi objek terpenting yang ku perbincangkan dengan Allah
.
Masih menjadi semoga yang tak berhenti ku harap menjadi nyata.
Aku kehilangan yang ku rasa telah menjadi bagian hidupku

Lalu, apakah kau seperti ku?
Apakah kau masih menyimpan ku seperti aku menyimpanmu?
Ku rasa tidak, ku rasa kau telah berbahagia dengan hidup baru mu.
Ah sungguh, aku tak peduli, yang ku tau tak ada yang tak mungkin jika aku terus meminta kamu kepada-Nya sang pemilik hatimu.
Bukankah dulu kita juga selalu percaya, tidak ada yang mampu mengalahkan kekuatan doa?
Iya, kita selalu percaya itu dulu.
Bahkan jarak yang kita lalui sempat dimenangkan oleh doa yang dulu selalu kita panjatkan bersama.
Itu dulu loohh...

Sekarang mungkin aku berdoa sendiri, yang ku tau aku sendiri.
Walau diharapanku, kau masih sama sepertiku, memanjatkan doa yang dahulu kita rangkai bersama.

Sungguh aku merindukanmu.
Lalu aku bisa apa?
Lagi-lagi, hanya bisa membawa nama mu dalam sujud panjangku.
Lagi-lagi hanya bisa membawa nama mu dalam doa-doaku

Memang ini berat.
Tapi aku yakin, doa akan sampai sejauh apapun itu, dan doa tidak akan pernah salah tujuan,

Dan kamu... yang namanya tak pernah tertinggal dalam doaku, masih adakah aku di hatimu?
Entahlah, sungguh hanya kau dan Dia yang tau itu.
Tapi aku takkan berhenti berharap
Takkan berhenti menyelipkan beberapa huruf nama indah itu.

Tenang saja, kau tak perlu khawatir.
Kau takkan ku buat gelisah karna kucintai sebegininya.
Sebab aku mencintaimu dalam diam.
Dalam doa perantara cintaku padamu.

Yaa, aku belajar banyak darimu.
Mengenalmu adalah suatu pendewasaan atas diriku~

Kamu... baik-baiklah di tempatmu.
Tunggu doaku memenangkan kau kembali.
Datang dan memintaku pada ayahku.
Dan aku selalu menunggu itu.
Menunggu doaku menjadi pemenangnya...

No comments:

Post a Comment